Cara Menentukan Stop Loss Forex

Published by admin on

Stop loss (SL) menurut merupakan menghentikan kerugian. Dalam forex trading, istilah stop loss adalah menutup posisi yang sedang rugi pada level tertentu dikarenakan kita memprediksi bahwa jika posisi tidak di tutup maka kerugian akan bertambah besar. Banyak trader yang mengalami loss besar karena tidak menggunakan stop loss walaupun sebenarnya mereka mengerti bahayanya bila trading tanpa pelindung. Sering kali profit yang diperoleh dengan menghimpun pip demi pip selama beberapa hari bahkan beberapa minggu hilang begitu saja dalam sekejap karena loss yang tidak terbendung.

Stop loss masih menjadi momok yang menakutkan bagi sebagian orang. Betapa tidak, setiap open posisi yang ter-liquid dengan stop loss dan bukan take profit (TP) jelas akan mengalami kerugian. Sering terjadi ketika hampir TP, harga malah berbalik dan langsung menyambar SL. Hal itu sering sekali dijumpai pada trading kita di forex.

Lalu dalam trading selanjutnya para trader pemula ini pasti tidak akan memasang stop loss karena keseringan terjadinya harga yang menyentuh stop loss lalu berbalik arah lagi. Satu hal yang harus diperhatikan, trading itu murni bisnis yang beresiko tinggi bahkan paling tinggi. Jadi jangan sekali-kali saat kita trading tidak menentukan batasan risikonya, karena nantinya bukan untung yang akan kita dapatkan, melainkan modal yang kita investasikan hilang dalam sekejap karena terkena margin call.

Namun bagi trader profesional dan trader yang telah berpengalaman, stop loss adalah senjata trading yang sangat powerful dan selalu mereka gunakan setiap kali masuk pasar. Dengan pengalaman menggunakan stop loss, mereka mampu menghasilkan profit yang konsisten dalam kurun waktu tertentu. Di sini, kita akan mempelajari bagaimana sih menentukan stop loss yang ideal, sehingga trading akan terasa nyaman dan tenang.

Cara Menentukan Stop Loss dalam Forex :

Stop loss forex

1. Memanfaatkan equity stop  

Strategi money management, adalah peraturan yang seolah telah menjadi mitos bahwa resiko maksimum sebaiknya tidak melebihi 2 persen sampai 3 persen dari total equity atau balance per trade. Berdasarkan peraturan ini, trader menghitung stop loss setelah menentukan besarnya trading lot sesuai dengan resiko maksimum yang disepakati.

2. Berdasarkan pola Market

Cara ini sering digunakan dan didasarkan pada pola-pola pergerakan harga dengan level support dan resistance, serta kadang-kadang dikombinasikan dengan indikator untuk konfirmasinya. Pada pokoknya cara ini menggunakan dua pendekatan yang berbeda yaitu stop loss didasarkan level support dan resistance, seperti level-level Fibonacci retracement ataupun garis trend.

3. Margin stop

Dengan cara ini trader menentukan besarnya stop loss berdasarkan nilai margin call dari total balancenya, sehingga jika level stop lossnya kena, sisa uang yang ada di account tradingnya hanya margin awal saat buka posisi. Dengan kata lain, trader tersebut berspekulasi habis-habisan pada posisi yang ia buka.

4. Berdasarkan volatilitas pasar

Pada kondisi pasar yang bergejolak trader menetapkan stop loss yang cukup besar guna menghindari noise ataupun loncatan harga yang mungkin terjadi dan berdampak merugikan. Sebaliknya pada saat kondisi pasar tenang dan volatilitas rendah, stop loss tidak perlu terlalu besar untuk mengantisipasi percepatan gerak harga yang terjadi kemudian.

Baca Juga : Kesalahan Dalam Forex Trading


0 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *